SMPN 2 SAMBI memiliki banyak sekali pohon yang dapat dimanfaatkan buahnya, seperti pohon jambu, kelengkeng, mangga, matoa, markisa, dan pisang. Pohon – pohon tersebut sudah ditanam sejak zaman dahulu, jadi pohon – pohon tersebut adalah warisan kakak kelas yang hanya menanam tapi tidak merasakan.

Pada saat pandemi COVID-19 melanda dunia, para siswa harus melaksanakan pembelajaran dari rumah. Banyak pohon yang berbuah saat itu, dikarenakan pembelajaran daring sehingga buah-buah tersebut dapat berada di pohon hingga matang. Pada saat itu pula, para Bapak Ibu guru pernah memanen buah-buah tersebut, salah satunya adalah buah mangga hingga satu kardus untuk masing-masing guru bisa membawa pulang.
Setelah pandemi usai, para siswa kembali ke sekolah, banyak buah di pohon yang tiba – tiba hilang entah kemana. Para Guru pun terkejut melihat keadaan itu. Awalnya pohon itu penuh dengan buah, lalu habis tanpa tersisa. Hingga berita ini ditulis, fenomena ini kerap terjadi. Bahkan buah kelengkeng yang masih kecil, dan belum ada dagingnya menghilang setelah 2 minggu pohon itu berbuah. Jadi bisa dikatakan bahwa pohon yang ada di SMPN 2 SAMBI memiliki penunggu, yaitu para siswanya sendiri. (Yoga)